Pages

Rabu, 09 November 2011

Router Dan Switch

Router Dan Switch

Router adalah sebuah alat jaringan komputer yang mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan atau Internet menuju tujuannya, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai routing. Proses routing terjadi pada lapisan 3 (Lapisan jaringan seperti Internet Protocol) dari stack protokol tujuh-lapis OSI.

Fungsi

Router berfungsi sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan untuk meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya. Router berbeda dengan switch. Switch merupakan penghubung beberapa alat untuk membentuk suatu Local Area Network (LAN).
Analogi Router dan Switch
Analogi Router dan Switch

Sebagai ilustrasi perbedaan fungsi dari router dan switch adalah switch merupakan suatu jalanan, dan router merupakan penghubung antar jalan. Masing-masing rumah berada pada jalan yang memiliki alamat dalam suatu urutan tertentu. Dengan cara yang sama, switch menghubungkan berbagai macam alat, dimana masing-masing alat memiliki alamat IP sendiri pada sebuah LAN.

Router sangat banyak digunakan dalam jaringan berbasis teknologi protokol TCP/IP, dan router jenis itu disebut juga dengan IP Router. Selain IP Router, ada lagi AppleTalk Router, dan masih ada beberapa jenis router lainnya. Internet merupakan contoh utama dari sebuah jaringan yang memiliki banyak router IP. Router dapat digunakan untuk menghubungkan banyak jaringan kecil ke sebuah jaringan yang lebih besar, yang disebut dengan internetwork, atau untuk membagi sebuah jaringan besar ke dalam beberapa subnetwork untuk meningkatkan kinerja dan juga mempermudah manajemennya. Router juga kadang digunakan untuk mengoneksikan dua buah jaringan yang menggunakan media yang berbeda (seperti halnya router wireless yang pada umumnya selain ia dapat menghubungkan komputer dengan menggunakan radio, ia juga mendukung penghubungan komputer dengan kabel UTP), atau berbeda arsitektur jaringan, seperti halnya dari Ethernet ke Token Ring.

Router juga dapat digunakan untuk menghubungkan LAN ke sebuah layanan telekomunikasi seperti halnya telekomunikasi leased line atau Digital Subscriber Line (DSL). Router yang digunakan untuk menghubungkan LAN ke sebuah koneksi leased line seperti T1, atau T3, sering disebut sebagai access server. Sementara itu, router yang digunakan untuk menghubungkan jaringan lokal ke sebuah koneksi DSL disebut juga dengan DSL router. Router-router jenis tersebut umumnya memiliki fungsi firewall untuk melakukan penapisan paket berdasarkan alamat sumber dan alamat tujuan paket tersebut, meski beberapa router tidak memilikinya. Router yang memiliki fitur penapisan paket disebut juga dengan packet-filtering router. Router umumnya memblokir lalu lintas data yang dipancarkan secara broadcast sehingga dapat mencegah adanya broadcast storm yang mampu memperlambat kinerja jaringan.

Jenis-Jenis Router

Secara umum, router dibagi menjadi dua buah jenis, yakni:

* static router (router statis): adalah sebuah router yang memiliki tabel routing statis yang diset secara manual oleh para administrator jaringan.
* dynamic router (router dinamis): adalah sebuah router yang memiliki dab membuat tabel routing dinamis, dengan mendengarkan lalu lintas jaringan dan juga dengan saling berhubungan dengan router lainnya.

Pengalamatan IP Address

Memahami IP Address dan Menentukan Subnetting pada IPv4

Kalau anda membaca infokomputer edisi sebelumnya anda diajak untuk memahami DNS (Domain Name Server), Routing Table dan artikel – artikel lain yang menarik yang tentunya berkaitan dengan dunia Internet atau Intranet. Disini kita akan membahas mengenai IP address kenapa ? bukankah bagi mengguna jaringan LAN atau Internet IP address bukanlah hal yang baru ? mungkin hal yang sudah biasa ?. Ada beberapa hal yang menarik dalam membahas IP ini diantaranya bagaimana satu IP dengan IP yang lain agar dapat saling berhubungan ? bagaimana menentukan "nomor jaringan" (network number ) dan menentukan "nomor host" (host number) ? bagaimana merencanakan suatu jaringan untuk masa yang akan datang ? dsb !
Apa IP itu ?
IP adalah "sebuah nomor yang digunakan untuk akses ke Internet atau suatu jaringan komputer. Setiap komputer yang terhubung dengan internet atau jaringan harus memiliki nomor IP yang berbeda (unik)."
IP itu sendiri ditentukan oleh Subnetmask, fungsi dari subnetmask ini adalah untuk membedakan bagian mana dari IP tersebut disebut network dan bagian mana yang disebut dengan host.
Contoh dari subnetmask : 255.255.255.0 atau FF.FF.FF.0 atau dapat ditulis dengan prefix /24 disini cara penulisan yang kita gunakan adalah dengan menggunakan prefix "/" .
IP Address yang sekarang kita gunakan adalah IPv4 (IP version 4 ) yang mendefinisikan 32 bit, berarti hanya 232 (4.294.697.296) alamat IPv4 yang tersedia.
Pembagian kelas IP Address
IP distandarisasi dalam bulan September 1981. Bagian pertama dari Internet Address diidentifikasikan sebagai Network dan Host dan membentuk dua bagian seperti gambar dibawah ini :
atau
IP address dibagi menjadi tiga kelas yang berbeda yaitu : Kelas A, B dan C, disediakan untuk mendukung jumlah dari Network Number.
Prinsip pembagian kelas ini digambarkan seperti dibawah ini :
Kelas A
Bit # 0 1 7 8 31
0





Network Host Number

Number
Kelas B
Bit # 0 2 15 16 31
10


Download


Network Number Host Number
Kelas C
Bit # 0 3 23 24 31
110




Network Number Host Number
Kelas A (/8 Prefixes)
Mempunyai alamat network prefix 8 bit dengan 0 s/d 7 bit network number dan 24 bit host number. Kelas A ini dinotasikan dengan /8.
Maksimum network yang dapat dibentuk 127 (27 - 2) /8. Pengurangan dengan 2 diperlukan karena pada /8 ini network 0.0.0.0 adalah digunakan untuk default route dan pada /8 network 127.0.0.0 digunakan untuk fungsi loopback. Kelas A ini mendukung 16.777.214 ( 2 24 -2) hosts per network. Pada host dikurangi 2 sebab 0 semua (menunjukan network) dan 1 semua (menunjukan broadcast).
Contoh : 10.2.6.78 /8 IP 10.2.6.78
Mask 255.0.0.0
Kelas B (/16 Prefixes)
Kelas B mempunyai 16 bit network-prefix terdiri dari 14 bit network number dan 16-bit host number.
Maksimum network yang dapat dibentuk 16.384 (214) /16 serta 65.534 (216-2) host per nerwork (25% dari total IPv4 )
Kelas C (/14 Prefixes)
Mempunyai address 24 bit network-prefix dengan 21-bit network number serta 8 bit host number didefinisikan /24.
Maksimum network yang dapat dibentuk 2.097.152 (221)/24dengan 254 (28-2) hosts per network.
Untuk mempermudah user dalam membaca dan membuat IP address maka penulisan IP address ini dibagi menjadi empat bagian yang dipisahkan dengan titik (.) yang di sebut "notasi titik desimal".
Notasi titik desimal membagi 32 bit alamat Internet dalam 8 bit. Terlihat seperti gambar dibawah ini :
Bit # 0
10010001 . 00001010 . 00100010 . 00000011
145 10 34 3
145.10.34.3
Tabel dibawah ini merupakan isi dari penggunaan notasi titik desimal.
Kelas
Alamat IP
A (/8)
1.xxx.xxx.xxx sampai 126.xxx.xxx.xxx
B (/16)
128.0.xxx.xxx sampai 191.255.xxx.xxx
C (/24)
192.0.0.xxx sampai 233.255.255.xxx
"xxx" merupakan hosts-number yang di buat oleh LAN Administrator.
Subnetting
Tahun 1985 didefinisikan RFC 950 sebuah prosedur standar untuk mendukung subnetting, atau pembagian dari kelas A,B dan C.
Pengembangan dengan subnetting
Network Prefix
Host Number

Network Prefix
SubnetNumber
Host Number
Untuk merancang Subnetting, ada empat pertanyaan yang harus dijawab sebelum mendisain :
1.Berapa banyak total subnet yang dibutuhkan saat ini ?
2.Berapa banyak total subnet yang akan dibentuk pada masa yang akan datang ?
3.Berapa banyak host yang tersedia saat ini ?
4.Berapa banyak host yang akan di diorganisasi dengan subnet dimasa yang akan datang ?
Langkah pertama dalam proses perencanaan adalah menentukan jumlah maksimum dari subnet dan bulatkan keatas untuk bil binary. Contoh, jika perusahaan membutuhkan 9 subnet, 23 (atau 8) tidak akan cukup alamat subnet yang tersedia, jadi network administrator akan membulatkan ke atas menjadi 24 (atau 16). Mungkin jumlah 16 subnet ini tidak akan cukup untuk masa yang akan datang, jadi network administrator harus mencari nilai maksimum atau yang kira-kita memenuhi pada masa yang akan datang misalnya 25 (atau 32).
Tahap kedua yakinkan bahwa jumlah alamat host yang kita buat memenuhi untuk masa-masa yang akan datang.
Contoh Subnet #1
Sebuah perushaan mempunyai nomor network 193.1.1.0/24 dan dibutuhkan 6 subnet. Besarnya subnet harus mendukung 25 host.
Penyelesaian.
Tahap pertama kita harus ketahui berapa bit yang dibutuhkan 6 subnet, dicari dengan melihat kelipatan dua (2,4,8,16,32,64,dst). Disini terlihat bahwa untuk persis sama dengan 6 tidak ada kita harus pilih bilangan yang atasnya (8) atau 23 ada 2 tersisa dapat digunakan untuk kebutuhan masa yang akan datang. Disini 23 berarti kita butuh 3 bit untuk membentuk extended subnet, contoh diatas subnettingnya /24 berarti extendednya adalah /27 untuk jelasnya dapat dilihat gambar di bawah ini.
193.1.1.0/24 = 11000001.00000001.00000001.00000000
255.255.255.224 = 11111111.11111111.11111111.11100000
27 Bit
27 bit extended network ini menyisakan 5 bit untuk mendefinisikan alamat host, berarti ada 25 (32) alamat IP yang dapat dibentuk tapi karena nilai 0 semua dan 1 semua tidak dapat dialokasi (untuk network dan broadcast) jadi yang tersisa ada 30 ( 25-2) untuk masing-masing subnet.
Apabila kita uraikan satu-satu maka alamat subnet yang terbentuk adalah :
Alamat asal : 11000001.00000001.00000001.00000000 = 193.1.1.0/24
Subnet #0 : 11000001.00000001.00000001.00000000 = 193.1.1.0/27
Subnet #1 : 11000001.00000001.00000001.00100000 = 193.1.32.0/27
Subnet #2 : 11000001.00000001.00000001.01000000 = 193.1.64.0/27
Subnet #3 : 11000001.00000001.00000001.01100000 = 193.1.96.0/27
Subnet #4 : 11000001.00000001.00000001.10000000 = 193.1.128.0/27
Subnet #5 : 11000001.00000001.00000001.10100000 = 193.1.160.0/27
Subnet #6 : 11000001.00000001.00000001.11000000 = 193.1.192.0/27
Subnet #7 : 11000001.00000001.00000001.11100000 = 193.1.224.0/27
Untuk membudahkan bahwa perbedaan antara subnet satu dengan yang lainnya adalah kelipatan 32 : 0, 32, 64, 96 ...
Dari contoh diatas, ada 5 bit host number dalam satu subnet, berarti ada 25-2 = 30 host yang dapat dibentuk ini dikarenakan nilai 0 semua sigunakan untuk alamat network dan nilai 1 semua digunakan untuk broadcast number.
Contoh untuk menentukan host dari satu subnet number
Subnet #2: 11000001.00000001.00000001.01000000 = 193.1.1.64/27
Host #1 : 11000001.00000001.00000001.01000001 = 193.1.1.65/27
Host #2 : 11000001.00000001.00000001.01000010 = 193.1.1.66/27
Host #3 : 11000001.00000001.00000001.01000001 = 193.1.1.65/27
Host #4 : 11000001.00000001.00000001.01000001 = 193.1.1.65/27
…..
s/d
Host #32 : 11000001.00000001.00000001.01011110 = 193.1.1.94/27
Bradcast Address untuk subnet diatas (#2) adalah :
11000001.00000001.00000001.01011111 = 193.1.1.95/27
Alamat host yang diperbolehkan pada subnet #6 adalah :
Subnet #6: 11000001.00000001.00000001.11000000 = 193.1.1.192/27
Host #1 : 11000001.00000001.00000001.11000001 = 193.1.1.193/27
Host #2 : 11000001.00000001.00000001.11000010 = 193.1.1.194/27
Host #3 : 11000001.00000001.00000001.11000011 = 193.1.1.195/27
Host #4 : 11000001.00000001.00000001.11000100 = 193.1.1.196/27
Host #5 : 11000001.00000001.00000001.11000101 = 193.1.1.197/27
......
s/d
Host #28 : 11000001.00000001.00000001.11011100 = 193.1.1.220/27
Host #29 : 11000001.00000001.00000001.11011101 = 193.1.1.221/27
Host #30 : 11000001.00000001.00000001.11011110 = 193.1.1.222/27
Alamat Broadcast untuk subnet #6 adalah :
11000001.00000001.00000001.11011111 = 193.1.1.223/27
Contoh Subnet #2
Sebuah perusahaan merencanakan akan membangunan jaringan dengan network number 140.64.0.0/16 dan setiap subnet harus mendukung min 60 host.
Penyelesaian
Tahap pertama kita tentukan berapa bit yang dibutuhkan untuk membentuk min 60 host dalam tiap subnet. Berarti 2 pangkat berapa ? supaya anda dapat menyediakan min 60 host yaitu 62 (26-2 ) tapi kalau kita lihat disini bahwa nilai 62 hanya mempunyai 2 host yang tersisa. Jadi lebih baik apabila beri sisa yang kira-kira cukup untuk masa yang akan datang, pangkatkan bil 2 tersebut dengan 7 menjadi 126 (27-2) dan sisa yang tersedia adalah 66 (126-60).
Tahap selanjutnya karena yang diminta adalah jumlah host, maka seperti yang kita ketahui bahwa network number/alamat IP memiliki 32 bit jadi 32 harus dikurangkan dengan 7 supaya kita ketahui extended network prefix (32-7)=25. Disini dapat di ketahui penbambahan network prefix menjadi /25 atau subnet masknya : 255.255.255.128 digambarkan seperti dibawah ini.
140.64.0.0/16 = 10001100.01000000.00000000.00000000
255.255.255.128 = 11111111.11111111.11111111.10000000
Gambar diatas menunjukan 25 bit extended-network-prefix menghasilkan 9 bit subnet number. Berarti 29 = 512 subnet number yang dapat di bentuk. Network administrator dapat menentukan network/subnet mana yang akan diambil.
Untuk menjabarkannya dapat dilihat dibawah ini tanda tebal menunjukan 9 bit yang menentukan field subnet.
Base Net: : 10001100.01000000.00000000.00000000 = 140.64.0.0/16
Subnet #0 : 10001100.01000000.00000000.00000000 = 140.64.0.0/25
Subnet #1 : 10001100.01000000.00000000.10000000 = 140.64.0.128/25
Subnet #2 : 10001100.01000000.00000001.00000000 = 140.64.1.0/25
Subnet #3 : 10001100.01000000.00000001.10000000 = 140.64.1.128/25
Subnet #4 : 10001100.01000000.00000010.00000000 = 140.64.2.128/25
Subnet #5 : 10001100.01000000.00000010.10000000 = 140.64.0.128/25
....
....
Subnet #510 : 10001100.01000000.11111111.00000000 = 140.64.255.128/25
Subnet #511 : 10001100.01000000.11111111.10000000 = 140.64.255.128/25
Tujuan dari pembuatan notasi titik dan pembuatan dalam bilangan biner adalah untuk memudahkan pembaca dalam menentukan dan memahami pembuatan alamat IP.
Untuk contoh diatas dapat kita tentukan nomor alamat IP perindividu yang dapat dibentuk adalah 126 (27-2) bernilai dari 1 sampai 126.
Misalnya kita ambil subnet #3 untuk perusahaan tersebut, dapat dibentuk host seperti berikut :
Subnet #3 : 10001100.01000000.00000001.10000000 = 140.64.1.128/25
Host #1 : 10001100.01000000.00000001.10000001 = 140.64.1.129/25
Host #2 : 10001100.01000000.00000001.10000010 = 140.64.1.130/25
Host #3 : 10001100.01000000.00000001.10000011 = 140.64.1.131/25
Host #4 : 10001100.01000000.00000001.10000100 = 140.64.1.132/25
Host #5 : 10001100.01000000.00000001.10000101 = 140.64.1.133/25
Host #6 : 10001100.01000000.00000001.10000110 = 140.64.1.134/25
..
..
Host #62 : 10001100.01000000.00000001.10111110 = 140.64.1.190/25
Host #63 : 10001100.01000000.00000001.10111111 = 140.64.1.191/25
Host #64 : 10001100.01000000.00000001.11000000 = 140.64.1.192/25
Host #65 : 10001100.01000000.00000001.11000001 = 140.64.1.193/25
...
...
Host #125 : 10001100.01000000.00000001.11111101 = 140.64.1.253/25
Host #126 : 10001100.01000000.00000001.11111110 = 140.64.1.254/25
Alamat Broadcast untuk subnet #3 adalah :
10001100.01000000.00000001.11111111 = 140.64.1.255/25
Sekarang bagaimana apabila user yang ada dan yang terkoneksi ke jaringan lebih dari 126 user ? Kita dapat menambah subnet dengan subnet yang keempat atau yang lainnya tapi diantara keduanya harus dipasang router agar kedua network terhubung.

Perintah Pada Linux

Perintah Linux Beserta Kegunaannya

cd x atau cd /x == masuk ke direktori x
cd .. atau cd ../ atau cd/.. == pindah ke direktori satu level di bawah
x lalu [tab] [tab] == berguna untuk mengetahui perintah apa saja yang tersedia yang berawalan huruf x
adduser == untuk menambahkan user baru
ls atau dir == untuk melihat isi suatu direktori
cat == untuk melihat isi dari suatu file text
mv x y == untuk memindahkan atau merename file x ke file y
cp x y == untuk mengkopi file x ke file y
rm x == untuk menghapus file x
mkdir x == untuk membuat direktori x
rmdir x == untuk menghapus direktori x
rm -r x == untuk menghapus direktori x beserta seluruh isinya
rm p == untuk menghapus paket tertentu
df atau df x == untuk mengetahui space kosong dalam device x
top == untuk mengetahui status memori (tekan q untuk quit)
man x == untuk mengetahui keterangan manual dari suatu perintah
less x == untuk melihat isi dari suatu file text
echo x == untuk mencetak isi dari suatu file x ke screen
mc == untuk menghidupkan Norton Commander dalam Linux (sangat berguna dan memudahkan bagi newbie)
mount == untuk menghidupkan suatu device spt cdrom
halt == untuk shutdown
reboot atau [ctl + alt + del] == untuk reboot


chmod == untuk mengubah permission suatu file
ls -l x == untuk melihat isi suatu direktori secara rinci
ln -s x y == untuk membuat link dari suatu file x ke file y
find x -name y -print == untuk menemukan file y, dengan mencari mulai dari direktori x dan tampilkan hasilnya pada layar
ps == untuk melihat seluruh proses yang sedang berjalan
kill x == untuk mematikan proses x (x adalah PID di dalam ps)
[alt] + F1 - F7 == untuk berpindah dari terminal 1 - 7 (ciri khas Linux)
lilo == untuk membuat boot disk


startx == untuk menjalankan X-Windows
[ctl] + [alt] + [backspace] == untuk keluar dari X-Windows jika terjadi trouble
[ctl] + [alt] + F1 - F6 == untuk pindah dari satu terminal ke terminal lain dalam X-Windows
xf86Config == untuk mengeset X (primitif) dalam text mode
Xconfigurator == sama seperti di atas

Instalasi Linux Suse

Instalasi Suse

I.I Cara Instalasi Linux SuSe

SuSE dapat langsung diinstal tanpa mempergunakan disket pada komputer yang sudah memiliki sistem operasi Windows atau DOS. Untuk sistem operasi lainnya, instalasi membutuhkan disket untuk inisialisasi kernel di komputer. Sebelum memulai instalasi, pastikan Anda mempersiapkan hal-hal sebagaimana dibahas dalam tahapan pre instalasi di sub bab sebelumnya. Berikut langkah-langkah instalasi SuSE :

  1. Masukkan CD-ROM SuSE
  2. Jika Anda masih berada di Microsoft Windows, restart komputer ke dalam MSDOS mode.
  3. Pindah ke drive dimana CD-ROM SuSE berada (misalnya D:\).
  4. Saat berada di drive CD-ROM, jalankan program setup. D:\> setup

  5. Pertama kali muncul adalah pilihan bahasa. Anda bisa pilih Bahasa Indonesia atau Inggris. Contoh dalam langkah instalasi berikut menggunakan pilihan Bahasa Inggris.

  6. Kemudian muncul pertanyaan drive tempat CD-ROM berada. Ketikkan D:\ atau E:\ , tergantung komputer Anda.
  7. Berikutnya adalah metode instalasi. Pilihan yang ada adalah :

    1. CD; jika Linux sudah mendukung CD-ROM yang Anda miliki.
    2. Hard disk; jika Linux sudah disalin dari CD-ROM ke hard disk.
  8. Selanjutnya adalah pemilihan kernel. Kernel adalah program utama Linux, inti dari sistem operasinya. SuSE menyediakan beberapa pilihan kernel yang sudah dikompilasi sebelumnya untuk mendukung perangkat keras secara spesifik. Misalnya kernelEIDE01 untuk perangkat keras(E)IDE secara umum, atau kernelSCSI01 untuk SCSI Adapter Aic 7xxx (Adaptec 274x). Pemilihan kernel ini tergantung konfigurasi komputer masing-masing.

  9. Masukkan parameter kernel. Jika Anda tidak mengetahuinya, langsung tekan enter.
  10. Berikutnya SuSE akan menanyakan apakah Anda menginginkan untuk instal Loadlin sekarang? Loadlin adalah program yang dijalankan di DOS untuk menginisialisikan kernel (menjalankan Linux) lewat MSDOS. Jawab ya jika Anda belum memilikinya, dan sebaliknya.
  11. Selesai proses instalasi Loadlin, kernel akan langsung dijalankan. Untuk inisialisasi kernel, secara otomatis dijalankan perintah :

    LOADLIN E:/suse/images/EIDE01 root=200 rw 2 Initrd

    E:/suse/images/initdisk.gz lang=english

    Jika Anda pelajari instalasi Slackware pada bagian sebelumnya, maka disini ditemukan metode yang serupa. Perintah pertama meminta loadlin untuk menjalankan kernelEIDE01, yang terletak di direktori E:/suse/images, dan status read write. Perintah kedua meminta initrd untuk menjalankan initdisk.gz dengan Bahasa Inggris (tergantung pilihan bahasa sebelumnya) setelah kernel berhasil diinisialisasi. Pada instalasi Slackware, tugas ini dijalankan oleh disk boot dan disk root. Perintah diatas mengeluarkan pesan di monitor:

    Load Linux now!

  12. Dari perintah kedua, initrd akan menjalankan Linuxrc (Versi 0.91) ke dalam komputer Anda. Pertama kali Anda harus memilih monitor. Anda dapat memilih monitor monokrom (hitam putih) atau warna. Berikut menu utama (Main Menu) Linuxrc, jalankan pengaturan dalam menu-menu berikut secara berurutan.

    1. Settings, meliputi

      • Language; untuk pengaturan bahasa
      • Display; untuk pengaturan monitor
      • Keymap; untuk pengaturan keyboard

      • Debug; pilihan untuk pengguna Linux tingkat lanjut. Isinya berupa pilihan Animation, Force rootimage, Enter rootimage, Instalation system, Scripting NFS port. Jika tidak tahu, Anda dapat abaikan pilihan ini, dan relatif tidak mengganggu proses instalasi secara keseluruhan.
    2. System Information, meliputi

      • Kernel Messages; Seluruh pesan yang disampaikan kernel saat booting (termasuk pengenalan perangkat keras). Dari pesan kernel ini Anda dapat mengetahui perangkat mana yang sudah didukung oleh kernel dan mana yang belum.
      • Hard disk /CD-ROMs; Catatan hard disk dan CD-ROM yang dikenali oleh kernel.
      • Modules; Catatan tentang driver perangkat keras (di Linux disebut sebagai modul) yang sudah diaktifkan
      • PCI; Catatan tentang kartu PCI yang dimiliki berdasarkan pengenalan oleh kernel.
      • Memory; Catatan tentang memory yang dimiliki berdasarkan pengenalan oleh kernel.
      • IO Port; Port Input Output
      • Interrupts; Catatan interrupts.
    3. Kernel Modules, meliputi

      • Load SCSI module; mengaktifkan modul SCSI yang belum dikenal oleh kernel. Hal ini diketahui dengan membaca pesan kernel pada bagian sebelumnya.
      • Load CD-ROM module; Mengaktifkan modul CD-ROM
      • Load network card module; Mengaktifkan modul kartu jaringan.
      • Load PCMCIA module; Mengaktifkan modul PCMCIA.
      • Show Loaded modules; Melihat modul-modul yang telah diaktifkan.
      • Unload modules; Menon-aktifkan kembali modul-modul yang telah aktif.
      • Autoload modules; Mengaktifkan modul secara otomatis dengan melakukan inspeksi (probing) terhadap semua perangkat keras yang ada.
    4. Start Instalation System; meliputi

      • Start Instalation; Mulai instalasi
      • Boot Instalation; Selesai instalasi dan boot komputer
      • Start Rescue System
      • Start Live CD
  13. Pada saat memilih Start Instalation, Linuxrc menanyakan media tempat di mana sumber file SuSE yang akan diinstal. Pilihan tersebut meliputi CD-ROM, Network (NFS), Network (FTP), Hard disk. Pilih sesuai kebutuhan Anda. Dalam contoh berikut instalasi dilakukan lewat CD-ROM.
  14. Setelah memilih media instalasi, segera muncul program YaST yang menawarkan tipe instalasi. Tipe yang ditawarkan adalah :

    • Install Linux from scratch; Instal SuSE baru ke dalam komputer dengan metode standar.
    • Update existing file system; Upgrade SuSE dari versi sebelumnya.
    • Instalation using expert mode; Instalasi dengan pilihan-pilihan khusus yang menawarkan modifikasi penuh.
    • Abort; membatalkan instalasi.
    Pilih install Linux from scratch

  15. Langkah selanjutnya adalah penentuan partisi. Sebelum melanjutkan, silakan baca tentang partisi pada sub bab instalasi Slackware. Pilihan pertama adalah partitioning hardware; ada dua pilihan :

    • partitioning; SuSE akan melakukan partisi otomatis sisa spasi hard disk yang masih kosong. Partisi otomatis ini meliputi partisi Linux sekaligus swap.
    • Do not partitioning; Untuk langkah partisi normal. Untuk belajar melakukan partisi, pilih do not partitioning.
  16. Setelah dipilih do not partitioning, akan muncul pilihan lagi, yakni :

    • Whole hard disk; SuSE akan mempartisi seluruh hard disk. Hindarkan pilihan ini.
    • Partitioning; melakukan partisi secara manual. Pilih partitioning untuk menjalankan partisi hard disk secara manual.
  17. Langkah selanjutnya adalah mengedit tabel partisi. Jalankan langkah ini secara hati-hati terutama jika Anda memiliki data dalam hard disk Anda. Berikut contoh tabel partisi yang sudah ada :

    Device Name From To Blocks Partition Type

    /dev/hda1 1 319 2562336 b Win 95 Fat 32
    /dev/hda2 320 1048 5855692 5 extended
    /dev/hda5 320 447 1028128 83 Linux Native
    /dev/hda6 448 463 128488 82 Linux Swap

  18. Tampilan tabel partisi bisa bermacam-macam, tergantung pengaturan di komputer Anda sebelumnya. Untuk membuat partisi baru, tekan F5.

    Starting Cylinder :

    End of partition: +1000M

    Pada pilihan Starting Cylinder, biarkan kosong, langsung tekan enter. Selanjutnya muncul End of Partition, masukkan jumlah megabyte yang Anda inginkan, diawali dengan tanda plus. Contoh di atas adalah membuat partisi baru dengan ukuran 1 Gigabyte (1000 Megabyte). Lakukan langkah ini hingga diperoleh daftar partisi yang diinginkan. 18. Selesai membuat partisi baru, lanjutkan dengan pemilihan partisi swap. Pilih Continue, dan akan muncul pertanyaan Select Swap Partition. Pilih partisi swap yang Anda tentukan sebelumnya. Anda akan dikonfirmasi, apakah Anda ingin melakukan cek swap yang akan diaktifkan? Cek ini meliputi bad blocks dan cek permukaan piringan hard disk yang akan digunakan. Pilih yes.

  19. Langkah selanjutnya adalah melakukan format terhadap sistem file Linux yang baru saja Anda buat partisinya. Contoh sistem file yang sudah ada :

    List of existing hard drive

    Device Blocks Inodes Format fstype mountpoint partition

    /dev/hda5 1028128 4096 No ext2 Linux

    Pilih F6 untuk format partisi yang ada. Pilih Normal Format. Selanjutnya, tekan F4 untuk menentukan mount point. Pilih /. Tekan Continue, dan partisi Anda akan diformat.

  20. Instalasi akan kembali ke prompt YaST untuk load configuration. Pilih default SuSE. Anda bisa pilih secara manual paket-paket yang diinginkan. Bagian ini memakan waktu yang cukup lama, sebab proses instalasi program yang dipilih sedang berjalan.
  21. Selesai instalasi program, Anda diminta memilih kernel lewat menu Select Kernel, dan pilih Standard (E)IDE kernel (jika hard disk atau CD-ROM Anda IDE) atau SCSI kernel (jika hard disk atau CD-ROM Anda SCSI).
  22. Berikutnya Anda akan ditanyakan untuk membuat boot disk. Jawab ya jika Anda memang menginginkan Linux di boot dari disket. Siapkan satu disket kosong. Jika tidak, teruskan.
  23. Setelah itu muncul menu LILO Instalation. Jawab yes dan segera Anda dibawa ke menu :

    • Pilihan berikut biarkan kosong

      Append line for hardware parameter :

    • Pilih Master Boot Record untuk menempatkan LILO di MBR sehingga saat # boot akan dijalankan.

      Where do you want install LILO :

      Master Boot Record

      Boot sector of root partition

      Boot sector of boot partition

      On floppy disk

    • Boot delay adalah lama waktu dalam satuan detik pada saat memilih menu sistem operasi yang akan dijalankan saat komputer dinyalakan.

      Boot Delay :

  24. Proses selanjutnya penentuan time configuration. Ini adalah satuan waktu yang digunakan oleh sistem operasi. Anda bisa memilih antara menggunakan GMT atau waktu lokal.
  25. Setelah itu penentuan hostname dan domain name. Isian ini sangat penting untuk memastikan program-program daemon yang membutuhkan nama mesin dan nama domain seperti server web dan server mail berjalan dengan baik. Untuk pengisian, misalnya:

    Hostname : spawn

    Domain Name : heaven.or.id

  26. Menu berikutnya adalah konfirmasi peran komputer Anda. Pilihannya adalah :

    • IP Loopback only; untuk mesin yang berjalan sendiri dan tidak terhubung ke jaringan
    • Real network; untuk mesin yang terhubung dalam jaringan.
    Pada bagian DHCP client, pilih no (kecuali jika Anda terhubung dalam jaringan dengan DHCP). Dalam contoh berikut, pilih real network.

    Catatan:

    DHCP atauDynamic Host Configuration Programadalah program yang mendistribusikan alamat IP pada setiap mesin yang terhubung ke dalam jaringan. Pemberian alamat IP secara dinamis ini memudahkan jaringan dengan user yang banyak, dan alamat IP tidak perlu diset satu per satu di tiap mesin. Cukup DHCP yang membagikannya secara acak. Program ini biasa dipergunakan di ISP (Internet Service Provider), di mana setiap user yang tersambung lewat modem, memperoleh alamat IP berubah-ubah pada tiap koneksi.
  27. Jika dipilih real network, menu berikutnya adalah memasukkan alamat jaringan :

    • type of network; piliheth0. Ini berarti dalam menghubungkan ke jaringan menggunakan kartu jaringan. Jika pada boot sebelumnya kernel belum mengenal kartu jaringan yang ada, Anda dapat mengkonfigurasikannya nanti. Lihat di Bab III, Sub Bab konfigurasi kartu jaringan.

    • IP Address of your machine; isikan alamat IP misalnya 192.168.1.100
    • Netmask; Isikan netmask berdasarkan kelasnya. Misal 255.255.255.0
    • Gateway; Biarkan kosong. Gambaran tentang gateway dapat Anda baca di Bab III sub bab IP Masquerade.
    • IP Address of PPP Partner; Isikan DNS server dari ISP Anda. Misalnya 202.158.3.7.
  28. Selanjutnya adalah mengkonfigurasikan sendmail lewat sendmail.cf. Menu yang diberikan:

    • Host with permanent network connection; Jika Anda terhubung dalam jaringan dengan sambungan yang permanen.
    • Single user machine without network connection; Jika komputer tidak terhubung dalam jaringan (standalone)
    • Host with temporarily network connection; Jika dalam waktu-waktu tertentu komputer Anda terhubung dalam jaringan (misalnya Internet).
    • Use UUCP to send mail; Jika mesin Anda terhubung dalam jaringan UNIX, dan mempergunakan protokol UUCP (Unix to Unix Copy Protocol)
    • Do not install /etc/sendmail.cf; Melewati menu ini, dan jika perlu sendmail.cf dapat dikonfigurasikan sendiri nantinya.
  29. Selesai konfigurasi sementara untuk sendmail, komputer akan direstart. Selanjutnya adalah mengisikan password untuk root. Usahakan untuk mengisi lebih dari 8 huruf.
  30. Langkah berikutnya membuat satu user sebagai contoh. Anda dapat menggunakan user contoh ini untuk login pertama kali nantinya. Usahakan untuk menggunakan user root seminimal mungkin.
  31. Langkah terakhir, mengkonfigurasikan beberapa peralatan tambahan seperti modem, dan mouse. Selesai langkah ini, Anda bisa langsung masuk ke Linux prompt, dan login dengan menggunakan account root atau user contoh yang telah anda tentukan sebelumnya.

Instalasi Debian

LANGKAH MENGINSTALL LINUX DEBIAN

1. Setting BIOS dengan first booting pada CD ROM
2. Masukkan CD Install Debian Linux
3. Choose Language
Memilih bahasa yang akan digunakan, pilih English
4. Choose country or region
Memilih Negara, pilih Other untuk melihat pilihan yang lain, pilih Indonesia
5. Select a keyboard layout
Memilih keyboard, pilih American English
6. Detect and mount CD ROM
Komputer akan mendeteksi hardware untuk pencarian driver CD ROM, pilih yes
7. Load Installer components from CD
Tunggulah selama computer sedang dalam proses
8. Detect network hardware

computer akan mencari hardware untuk jaringan
9. Configure the network
Pilih Configure network manually
Masukkan IP Address
Masukkan subnet mask, tapi biasanya subnet mask terisi secara otomatis
Masukkan gateway sesuai dengan gateway server
Masukkan IP Address DNS server
Masukkan hostname
Masukkan domain name
10. Detect disk
Computer sedang dalam proses untuk mendeteksi disk
11. Partition disk
Pilih Manually edit partition table
Buat 3 bagian untuk partisi pada harddisk
1. Root = 4 GB, filesystem = ext, type= primary
2. Home = 3 GB, filesystem = ext, type=logical
3. Swap area = 1 GB, filesystem = swap
Setelah selesai, pilih Finish partition and write, pilih yes
~ Configure time zone
computer akan mengkonfigurasi untuk waktu yang digunakan menurut wilayah
~ Configure the clock
Konfigurasi untuk jam menurut wilayah, pilih no
~ Set up users and password
Langkah pertama buatlah password untuk root
Masukkan lagi password yang sama
Kemudian buatlah user baru, masukkan nama user
Buatlah nama untuk user account juga
Masukkan password untuk user
Masukkan lagi password yang sama untuk user
~ Install the base system
Komputer akan menginstal system dasar debian
~ Configure the package manager
Komputer mengkonfigurasi “package manager”
~ Select and Install software
Komputer akan menginstall software yang ada
~ Install the GRUB boot loader on a harddisk
Komputer menginstal GRUB boot loader, pilih yes
~ Install the LILO boot loader on a harddisk
~ Continue without boot loader
~ Finish the Installation
Template by : kendhin x-template.blogspot.com